Itinerary BEIJING CHINA Tanpa Tour (TIANANMEN SQUARE, FORBIDEN CITY, JINGSHAN PARK, TAMPLE OF HEAVEN)
Temple Of Heaven Beijing |
Hari Ke 1 Dan Ke 2
BEIJING adalah ibukota negara China atau Republik Rakyat
Tiongkok. China sendiri menjadi salah satu negara terpadat penduduknya di
dunia. Saya sendiri sempat kaget ketika tiba di Beijing begitu banyak orang, Jakarta saja udah berasa sesak ternyata ada tempat yang lebih
banyak orangnya. Perjalanan ke China saya lakukan sendiri tanpa ikut tour dan itinerary selama di China saya siapkan sendiri jauh-jauh hari. Trip ke China saya lakukan Bulan Maret dan bertepatan dengan musim semi. Seharusnya
suhu Bulan Maret itu masih dingin sekali karena masih peralihan dari musim
dingin ke musim semi, tapi entah kenapa ketika tiba di Beijing udaranya lebih hangat malah kadang-kadang panas. Jadi buat kalian yang akan ke China saat musim semi atau Bulan Maret coba check
cuaca agar tidak salah kostum seperti saya. Saat di Beijing saya tidak sendirian yang salah
kostum, beberapa orang yang satu penginapan dengan saya dan ada yang berasal dari Taiwan
pun salah kostum, menurut mereka saat itu di Taiwan masih dingin sekali. Jadi bulan yang sama belum tentu nanti
cuacanya sama jadi update terus prakiraan cuaca sebelum berangkat.
Bagaimana
cara menuju Beijing dari Jakarta?
Saya terbang ke Beijing dari Jakarta dengan menggunakan
pesawat full service milik Hong Kong yaitu Cathay Pasific. Dan untuk pulangnya saya akan melalui Bandara Pudong di Kota Shanghai. Saya beli tiketnya
ketika ada travel fair di Surabaya. Tidak ada rencana sama sekali datang ke
travel fair, ini berawal karena saya ada rencana trip ke Jepang sendiri tanpa tour yang sudah ada
di depan mata. Saat mendekati keberangkatan ke Jepang saya menukar uang dari
Rupiah ke Yen dan menurut rekomendasi orang-orang Surabaya salah satu money
changer yang bisa di percaya dan kursnya bagus ada di Mall Ciputra World yaitu
Dua Sisi Money Changer. Jadi setelah pulang gereja saya langsung ke mall ini.
Begitu masuk mall kok rame amat, oalah ternyata lagi ada travel fair Cathay
Pasific dan rute yang sedang promo seputar China, Taiwan dan Hongkong. Duh otak
saya langsung panas, sampe lupa kalo tujuan saya datang ke mall itu ke money
changer (tepok jidat). Saya melihat harga tiket yang terpampang di depan mata
lumayan murah untuk ukuran airline full service. Untuk menghalau kegalauan,
saya kembali fokus untuk menukar uang dahulu ke money changer. Letak money
changer ada di lantai LG no. 15, kantornya money changer ini ga terlalu besar,
mungkin karena di dalam gedung mall, tapi lumayan rame sih, kalau di Bandung Golden Money Changer adalah langganan saya dengan
gedung yang lumayan besar. Kalau di Jakarta saya suka ke Peniti Money Changer
karena deket kantor.
Setelah uang Yen di tangan saya kembali ke atas ke lokasi
travel fair, saya mulai muter-muter mencari informasi dari beberapa tour travel. Saat itu benar-benar
galau karena sedang tidak ada rencana untuk membeli tiket atau traveling dalam
waktu dekat karena ada trip ke Jepang dan saya masih sibuk untuk mengerjakan itinerary
nya. Dan galaunya lagi ada dua negara yang saya mau yaitu Taiwan atau China.
Akhirnya dengan modal nekad dan berdoa, saya beli
tiket pesawat dan memutuskan China menjadi negara tujuan solo trip saya tanpa tour berikutnya. alasan saya pilih ke China karena saya ingin
melihat The Great Wall atau Tembok Besar China. Seperti biasa saya harus
memilih tanggal cantik yang ada tanggal merah selain weekend supaya saya bisa
memaksimalkan cuti dan di tambah libur weekend dan libur tanggal merah. Bulan
Maret saya pilih saat musim semi dan total 8 hari saya akan trip ke China,
pengennya lebih lama tapi apa daya nasib pekerja kantoran yang terbentur dengan
ijin dan cuti. Setelah dapat tiket China pekerjaan rumah saya untuk membuat itinerary bertambah yaitu Itinerary Jepang lalu Itinerary China hahaha.
Details bagaimana saya mendapatkan tiket pesawat ke China
bisa baca disini dan bagaimana cara saya menabung di saat tiba-tiba ada promo tiket murah dan bisa jalan-jalan ke
luar negeri tanpa berhutang bisa baca disini.
Perjalanan ke China saya mulai dari Bandung (saat itu
saya lagi tinggal di Bandung). Saya naik Kereta Api dari Stasiun Bandung ke
Stasiun Gambir dengan jam keberangkatan paling malam lalu naik DAMRI dari
Gambir ke Bandara Soekarno Hatta. Saat itu Cathay Pasific basenya masih di
teminal 2 dan sekarang sudah pindah ke Terminal 3. Setelah beres check in dan
mendapatkan 2 buat tiket, pertama tiket Jakarta to Hongkong, transit hanya
sekitar 55 menit saja dan ini bikin deg-degan takut tertinggal pesawat
berikutnya menuju Beijing. Tiket kedua adalah tiket dari Hongkong menuju
Beijing. Ada enak sama ga enaknya pesawat transit. Ga enaknya jam transitnya
mepet banget, tapi ga usah khawatir di depan pintu keluar pesawat biasanya
sudah ada petugas yang akan membantu kita menuju gate untuk pesawat berikutnya.
Kalau sampai tertinggal pesawat kita akan di alihkan ke penerbangan berikutnya
(tapi jangan sampe tertinggal pusing nanti bagasinya). Gak enak yang lain
adalah perjalanan jadi lebih lama dan panjang jadi lumayan menghabiskan waktu.
Jika trip kalian terbatas sebaiknya menggunakan pesawat direct saja.
Enaknya pesawat transit adalah dua kali dapat makan dan menikmati dua kali
penerbangan yang berbeda jadi pengalaman di perjalanan lebih banyak. Penerbangan
saya dari Jakarta jam 05:20 pagi lalu transit di Hongkong dan tiba di Beijing jam 15:20 sore hari.
Tiket Pesawat Cathay Pasific |
Menu makanan Cathay Pasific.. enak dan lengkap |
Bagaimana
cara menuju Kota Beijing dari Beijing Capital Airport?
Transportasi dari Beijing Capital Airport menuju Kota Beijing bisa
menggunakan Bus atau Kereta. Saya pilih menggunakan kereta (subway) , lokasinya
ada di lantai B2 atau dua lantai turun ke bawah dari terminal kedatangan di Terminal
2 dan Terminal 3. Setelah keluar dari imigrasi
dan ambil bagasi, cari sign Airport Express dan ikuti petunjuk. Untuk
pembayaran kereta saya membeli kartu Yikatong atau public card yang di gunakan
di China seperti Ezlink di Singapore. Yikatong bisa di beli di Stasiun Subway
Beijing International Airport posisinya ada di depan gerbang Airport Express.
Harga kartu Yikatongnya gratis dengan deposit 20 Yuan, deposit bisa di ambil
ketika kartu dikembalikan dan pengisian kartu atau top up dengan kelipatan 10
Yuan, bisa dilakukan di loket atau mesin pembelian tiket di stasiun. Rute dari
Bandara Peking atau Beijing ada train
khusus menuju pusat kota namanya Airport Express Beijing Subway yang akan
membawa kita ke stasiun pusat kota yaitu Stasiun Dongzhimen, stasiun ini
menjadi stasiun akhir Airport Express. Ongkos sekali jalan dari Bandara Beijing
ke Stasiun Dongzhimen adalah 25 Yuan. Dari sini bisa melanjutkan menggunakan
subway menuju hotel, penginapan atau
tujuan kalian. Saya sendiri dari Stasiun Dongzhimen menggunakan subway menuju penginapan
saya di Beijing Sunrise Youth Hostel Beihai Branch.
Gambaran rute Airport Express:
Airport Express : T3 -> T2 -> Sanyuanqiao –>
Dongzhimen
Bagaimana
cara menuju penginapan saya di Beijing Sunrise Youth Hostel Beihai Branch dari
Stasiun Dongzhimen?
1. Tiba
di Stasiun Dongzhimen saya menggunakan subway di line 2 dengan tujuan Stasiun
Xizhimen.
2. Setelah
tiba di Stasiun Xizhimen ganti ke line 4 menuju Stasiun Xisi
3. Dari
Stasiun Xisi keluar melalui Exit B
4. Setelah
keluar dari stasiun Xisi ambil arah ke kiri, jalan terus sampai menemukan perempatan
jalan lalu belok kiri (jangan menyeberang). Lalu jalan lagi lurus ikuti jalan Xisidongdajie hingga
menemukan perempatan jalan yang ada lampu merah kemudian menyeberang (mentok)
lalu ambil jalan ke kiri ke Jalan Huangchenggen, ikuti jalan ini kurang lebih 300 meter
dan Sunrise Hostel ada di sebelah kanan.
Rute kereta (subway) dari Stasiun Dongzhimen ke Stasiun
Xisi :
Stasiun Dongzhimen Line 2 ->Stasiun Xizhimen Line 4 ->
Stasiun Xisi (rute subway dengan tujuan akhir Stasiun Tiangongyuan)
Selesai sudah
hari pertama, perjalanan yang lumayan panjang dari Jakarta hingga Beijing. Tiba
di Hostel sekitar jam 7 malam dan saya putuskan untuk istirahat saja,
mengumpulkan energi untuk besok. Hostel ini lumayan bersih dan dekat dengan
stasiun. Toilet dan kamar mandinya sebenarnya lumayan bersih hanya saja cerita
tentang toilet di China yang kadang tidak disiram akhirnya saya mengalami juga di hostel ini yang membuat terbayang-bayang ketika makan.
Tiananmen
Square, Forbiden City, Jingshan Park, dan Temple of Heaven
Itinerary hari kedua di
Beijing di awali dengan bangun pagi dan
mandi seperti kebiasaan saya di Indonesia, di hostel yang mandi hanya saya
karena kebiasaan mandi pagi sepertinya hanya budaya orang Indonesia,
orang-orang hanya gosok gigi dan cuci muka tanpa mandi, biasanya mereka mandi malam hari sebelum
tidur.
Tujuan saya hari
ini akan mengunjungi Tiananmen Square, Forbiden City, Jingshan
Park, dan kemudian ke Tample of Heaven. Sebelum ke stasiun saya mampir ke mini
market persis sebelum stasiun untuk membeli sarapan dan minuman yang akan saya
makan di jalan. Sebelah mini market ada toko buah yang lumayan lengkap dan
buahnya fresh, sebagai penggemar buah saya senang sekali jadi saya mampir ke toko buah ini hampir
setiap hari dan enaknya kita boleh beli buah sesuai kebutuhan. Saya beli buah
untuk di makan hari itu saja, selama 4 hari di Beijing saya makan buah yang
berbeda-beda.
Tiananmen
Square
Kereta yang
digunakan jalur line 1 subway ke Tiananmen
East Station. Tiananmen Square adalah lapangan terbuka yang menjadi saksi
sejarah negara China, untuk melihat Tiananmen square bisa dari atas pintu utama
Forbiden City dengan tiket masuk 35 Yuan. Saat masuk ke pintu utama kita harus
menitipkan tas dan barang bawaan kita dengan biaya 10-20 Yuan tergantung ukuran
tas. Saya sendiri tidak masuk hanya foto saja dari luar.
Rute subway stasiun menuju Tiananmen West |
Tiananmen Square saat memasuki musim semi pohonnya masih gundul |
Forbiden
City
Setelah menikmati pemandangan Tianamen Square, lalu
menuju Forbiden City. Di sini akan melihat istana yang mungkin pada jamannya
sangat megah. Saat masuk ke dalam kita akan menikmati jalan-jalan kecil atau
disebut Hutong kota Beijing jaman dahulu.
Pintu masuk Forbiden City.. datanglah pagi ketika belum rame pengunjung |
Di depan Forbiden City |
Jingshan
Park
Dari Forbiden Jalan saja terus menuju utara, kita akan menemukan pintu exit,
lalu menyebrang jalan raya maka akan menemukan Jingshan Park. Jingshan Park
adalah sebuah taman yang rindang dan bisa melihat Forbiden City dari sini.
Tiket masuknya 20 Yuan. Saat musim semi kita bisa melihat bunga sakura yang
bermekaran sangat cantik. Jadi kita bisa melihat bunga Sakura tidak hanya di Jepang saja.
Jingshan Park saat musim semi penuh dengan pohon Sakura |
Taman yang di penuhi Pohon Sakura.. cantik ! |
Pohon Sakura juga ada di Beijing |
I love Sakura, di manapun berada sama cantiknya |
Sisi lain Jingshan Park yang menyejukkan mata |
Setengah hari cukup untuk mengelilingi 3 tempat ini, itinerary berikutnya saya melanjutkan perjalanan ke Killing
Temple Of Heaven.
Keliling
Temple Of Heaven Beijing
Akses yang digunakan subway line 5 menuju Tiantan Dongmen
Station Exit A
Tiananmen east station berada di line 1 maka naik subway turun di Stasiun Dongdan lalu ikutin petunjuk ke jalur 5. Lalu kembali naik subway di line 5 menuju ke stasiun Tiantandongmen dan keluar di
Exit A. Peta dan petunjuk subway di Beijing itu menyenangkan dan mudah sekali
di ikuti karena petunjuknya banyak ada di lantai di dinding dan di atas ada
papan petunjuk juga. Setelah keluar dari Exit A tinggal putar balik badan, kita langsung melihat pintu masuk
Temple of Heaven. Sebagai catatan Exit A
adalah pintu keluar terdekat untuk masuk ke Temple of Heaven melalui East
Gate. Jika masuk melalui East
Gate, sebaiknya keluarnya harus melalui gate yang sama untuk menuju
stasiun subway terdekat. Jika kita keluar dari gate yang berbeda
jalannya akan sangat jauh karena Tample of Heaven ini luas sekali. Harga tiket
masuk di bulan Maret adalah 28 Yuan, ini
adalah tiket terusan untuk masuk ke 4 area di Temple of Heaven. Tiket jangan hilang ya karena setiap masuk ke
lokasi yang berbeda tiket akan di lubangi sesuai dengan lokasi yang kita
masuki.
Lokasi
di Temple of Heaven yang bisa di datangi dengan tiket terusan sebagai berikut :
1. Hall of Prayer for Good Harvest
Bangunan
yang mirip pagoda dengan tinggi 38 meter dan diameter 30 meter dengan atap
melingkar seperti ada 3 payung yang dinamakan Qinian Dian, digunakan untuk
berdoa para kaisar memohon agar panen melimpah.
Hall of Prayer for Good Harvest |
Hall of Prayer for Good Harvest.. Cuacanya kadang dingin kadang panas |
2. Imperial Vault of Heaven dan Echo Wall
Lokasi berikutnya yang tidak jauh dari tempat
pertama yaitu Imperial Vault of Heaven dan
dikeliling oleh dinding yang diberi nama Echo Wall, keduanya lokasi ini saling
berdekatan. Bangunan dan bentuknya mirip bangunan Hall Of Prayer for Good
Harvest hanya lebih kecil.
Echo Wall adalah tembok yang mengelilingi bangunan ini supaya suara dari luar
tidak terdengar masuk ketika kaisar sedang berada di dalam. Katanya Echo Wall ini bisa bergema, maka banyak turis yang
memukul-mukul tembok atau tepuk tangan untuk memastikan jika tembok ini bisa
bergema.
Imperial Vault of Heaven dan Echo Wall |
3. Circular Mound Altar
Circular
Mound Altar adalah area yang digunakan untuk tempat berkomunikasi antara raja
dan dewa. Altar ini terdiri dari 3 tingkatan dan punya bentuk yang
berbeda-beda, yang bentuknya kotak mewakili bumi, yang bulat mewakili surga,
dan ujung bulatannya adalah tempat berdiri sang kaisar. Anak Tangganya berjumlah 9 katanya
jika kita berdiri di tengah dan berteriak maka doa kita akan dikabulkan para
dewa.
Circular Mound Altar |
Circular Mound Altar.. dari sisi lain |
Temple of Heaven menjadi tempat terakhir hari ini dan kembali ke gate keluar untuk menuju stasiun subway.
Selesai sudah perjalanan hari ini semoga bermanfaat untuk
teman-teman yang akan berkunjung ke Beijing China apalagi akan melakukan solo trip seperti
saya dan tanpa tour.
Dan saatnya saya kembali ke penginapan untuk beristirahat untuk
menyiapkan kembali fisik dan tenaga karena itinerary di hari ketiga akan trekking ke The Great Wall atau Tembok Besar China di Mutianyu.
Happy Traveling :)
Blog yang menarik, mengingatkan saya akan Great Wall, bagian yang nampak pada masa kini didirikan sejak pemerintahan dinasti Ming, mereka membangun kembali banyak bagian tembok dengan batu dan bata, dan sering memperpanjang jalurnya melalui daerah-daerah yang sulit.
ReplyDeleteSaya mencoba menulis blog tentang hal ini, semoga anda juga suka blog di https://stenote-berkata.blogspot.com/2018/10/beijing-di-great-wall.html
According to this nice story in The Hustle, Jarecki discovered that roulette wheels, like all other mechanical devices, demonstrated put on and tear after a time period. These tiny defects — "chips, dents, 코인카지노 scratches, unlevel surfaces — would possibly cause certain wheels to land on certain numbers more regularly than randomicity prescribed." The 666 technique is one of the|is among the|is likely one of the} roulette strategies you need to} keep away from at all prices. It's an costly method to play roulette (you want at least of|no much less than} $66 per spin) and it doesn't provide nice probabilities to win. Although these roulette bets do not lead to mind-blowing wins, keeping your bets on the odds/even, red/black, and high/low offers you the very best probabilities to score a win. The odds get significantly worse whenever you decide to play on an American roulette wheel.
ReplyDelete